Friday 2 September 2016

[Fanfict] Shonichi


     Hari ini merupakan hari yang sangat penting bagiku, karena aku harus menampilkan suatu pertunjukkan dan sekaligus merupakan pengalaman pertama saya. Walaupun saya sudah berlatih sepanjang hari dari pagi hingga larut malam, tetapi rasa gelisah pun tak bisa dihindari. Akan tetapi aku ingin sekali berdiri di atas panggung yang selalu kudambakan, berada ditengah eluan serta tepuk tangan para penonton yang hadir menyaksikanku. Tapi bagaimana mungkin saya memberikan yang terbaik, sementara saya sendiri merasakan kegelisahan, kepanikan yang luar biasa. Tidak hanya itu, hari ini juga yang menentukan masa depan saya menjadi seorang musisi. Saya ingin membuang jauh rasa gelisah itu, saya pun berusaha untuk lebih tenang lagi untuk menghadapi rintangan yang sedang berada tepat didepan mataku ini.

     Selama ini saya berlatih dengan ketat, dari pagi hingga larut malam bahkan hingga bertemu pagi lagi, sampai pada akhirnya saya telah melampaui dinding diriku ini untuk menyambut hari ini, hari dimana tirai kesempatan menjadi seorang musisi pun terbuka. Aku pun tidak berjuang sendiri, masih ada orang tuaku serta teman-temanku yang selalu setia mendukungku untuk mencapai cita-citaku. Sampai suatu hari, aku pun menangis di jalan pulang karena setiap latihan selalu salah, salah dan salah. Dari kesalahan itulah aku belajar untuk tidak membuat kesalahan lagi. Lagi-lagi ada hariku yang membuat aku sedih, hari dimana ketika aku tidak bisa latihan karena cedera ringan, disamping itupun aku harus mengimbangi sekolah beserta latihan. Hal ini pun sampai membuatku menyerah, tapi aku mendapatkan motivasi yang membuatku semangat untuk menjalani hal ini. Kemudian aku pun berlatih tanpa berpikir yang lainnya, hingga ada hariku yang membuat hilang kepercayaan diri karena sainganku yang selalu terlihat seolah bersinar. Cita-citaku, impianku ingin menjadi seorang musisi. Aku pun sadar impian itu ada ditengah peluh, bagaikan bunga yang sedang mekar secara perlahan, yang selalu menunggu agar ia menguncup, hingga suatu hari nanti sampai harapan terkabul. Usaha keras pun tidak akan menghianati, kalau pun menghianati, berarti usahaku selama ini belum keras, masih harus ditambah, ditambah, dan ditambah hingga impianku tercapai.

     Lampu sorot dipanggung itu ternyata begitu terang seperti ini, bagaikan di malam yang panjang seakan-akan menjadi fajar mentari di pagi hari. Melihat sinar lampu sorot itu, seolah-olah impianku berada disana, yaa disebuah sinar yang harus aku jemput, hal ini yang membuat semangatku kembali lagi. Sudah pasti aku tidak ingin kalah dari sainganku, aku ingin meraih cita-citaku, aku ingin menjadi musisi dan membuat show diriku sendiri, pikirku. Yaa, benar bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian, impian yang muncul setelah air mata. Hal ini pun yang membuat aku percaya bahwa aku tak akan lagi kalah dari angin badai dan hujan yang deras, hingga doaku mencapai langit yang cerah. Aku pun kembali semangat, aku pun maju untuk menghadapi rintangan itu dengan tidak melupakan sesuatu yang penting, yaitu tujuan awalku menjadi musisi.

     Hari inilah kesempatanku, aku pun berusaha untuk mengerahkan seluruh tenagaku. Aku berpikir, selama ini aku berlatih, sampai dimarahi, cedera, serta mengimbangi latihan dengan sekolah, bahkan berlatih dari pagi hingga bertemu pagi lagi. Aku sudah banyak berkorban demi cita-citaku, masa tinggal di depan gerbang harapan aku mundur? Justru sebaliknya, aku harus menampilkan penampilan yang terbaik, membuktikan hasil latihan kerasku selama ini dan menggapai impianku. Pada akhirnya, aku pun langsung membuang rasa gelisahku dan menyambut semangatku, rasa percaya diriku datang kembali sepenuhnya. Aku pun memulai pertunjukkan di depan ribuan penonton waktu itu. Alhasil aku mendapatkan yang terbaik dari sainganku, aku pun mendapatkan impianku, aku berhasil menggapai cita-citaku. Aku senang pada saat itu, karena usaha kerasku ini tidak sia-sia. Memang benar usaha keras itu tak akan menghianati.




No comments:

Post a Comment

Mengatasi JARVIS yang Tidak Mau Merespon Perintah

Kalau sudah menonton Iron Man pasti tau Jarvis, ya asistennya Tony Stark. Kita semua pasti memikirkan betapa senangnya jika memiliki Ja...